Thursday, October 27, 2016

MUKJIZAT

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Kita sering menilai sesuatu itu mustahil karena akal kita telah terpaku dengan kebiasaan atau dengan hukum-hukum alam atau hukum sebab dan akibat yang kita ketahui,sehingga bila ada sesuatu yang tidak sejalan dengan hukum-hukum itu kita segera menolak dan mengatakannya mustahil.
Dalam kehidupan ini, ada yang dinamakan hukum alam atau dalam bahasa agamawan dinamakan sunnatullah, yakni ketetapan-ketetapan tuhan yang lazim berlaku dalam kehidupan nyata seperti hukum sebab atau akibat, manusia mengetahui sebagian dari hukum-hukum tersebut tapi belom mengetahui seluruhnya.
Mu’jizat para Nabi  boleh jadi juga mempunyai hukum-hukum tersendiri yang bila faktor-faktor penyebabnya terhimpun lahirlah apa yang disebut suatu hal yang “luar biasa”. pada khirnya kita dapat mengulan-ulang ucapan Einstein, “apa yang terjadi semuanya terwujud oleh suatu kekuatan yang maha Dahsyat lagi Maha Mengetahui”. Kalau demikian, apakah kejadian yang “luar biasa ” atau mu’jizat itu dapat dikatakan bertentangan? jelas tidak! hanya saja keterbatasan akal atau pengetahuan manusialah yang akan menjadikannya sukar dijangkau atau dipahami.


BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian mu’jizat.
            Perkataan mu’jizat dari segi bahasa berarti melemahkan,menundukkan atau suatu yang tak dapat ditandingi. Dari segi istilah berarti melemahkan,menundukkan atau suatu yang tak dapat ditandingi. Dari segi istilah berarti suatu perkara yang manusia biasa tak mampu melaksanakannya,baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
Al-Qur’an adalah mu’jizat yang diberikan kepada nabi Muhammad SAW disamping       mu’jizat lainnya. Al-Qur’an merupakan mu’jizat beliau yang paling tinggi,paling besar dan paling ampuh untuk menaklukkan orang-orang yang ingkar terhadap kenabian beliau.
            Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kemu’jizatan,keagungan dan kemuliaan Al-Qur’an telah memberikan inspirasi bagi setiap lapisan masyarakat disepanjang zaman untuk menggali aspek-aspek yang tidak mungkin ditiru.
            Al-Qur’an mempunyai keistimewaan bila dibandingkan dengan mu’jizat-mu’jizat para nabi sebelumnya. Mu’jizat para Nabi sebelumnya merupakan mu’jizat yang hanya dapat diindera dan dibuktikan oleh kaum dan orang-orang yang sezaman dengan Nabi tersebut,sedang orang-orang setelahnya tidak dapat mengetahui adanya mu’jizat tersebut kecuali melalui berita,sedangkan mu’jizat Al-Qur’an adalah mu’jizat yang dapat dindera dan dibuktikan oleh seluruh manusia disetiap masa sampai hari kiamat.

Hal ini telah dijelasakn oleh Nabi Muhammad SAW  dalam sabdanya :
“Setiap Nabi pasti diberi sesuatu yang serupa dengannya manusia akan meyakininya tetapi yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang telah diturunkan Allah kepadaku (Al-Qur’an),maka ku berharap menjadi Nabi yang paling banyak pengikutnya”.
    
Imam Jalaluddin As-Suyuti memberi syarah (penjelasan) hadits tersebut yaitu :
            “Mu’jizat para Nabi telah hilang dengan berlalunya masa mereka ,tidak dapat disaksikan oleh orang-orang yang semasa dengannya dalam pada itu mu’jizat Al-Qur’an senantiasa ada sampai hari kiamat”.Lalu dimanakah letak kemu’jizatan Al-Qur’an ?. Kemu’jizatan Al-Qur’an tidak lain terletak dalam uslub (gaya pengungkapan) yang digunakan untuk mengungkapkan makna-makna.

Uslub Al-Qur’an yang merupakan segi kemu’jizatanya itu Nampak jelas dalam tiga aspek,antara lain :
  • Lafaz-lafaz dan susunan kata (tarkib) yang digunakan,Al-QUr’an telah menggunakan lafaz-lafaz dengan susunan kata yang amat unik. Ayat-ayat yang menggunakan lafaza lembut untuk mengungkapakan makna lembut,makna yang kasar untuk diungkapkan dengan lafaz yang kasar dan seterusnya. Ayat yang menggunakan lafaz yang lembut untuk mengungkapkan makna yang lembut terdapat pada surat  Al-Insan : 17-18

Artinya :” di dalam syurga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. 18 (yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil.
Bandingkan dengan dengan ayat yang menggunakan lafaz kasar untuk mengungkapkan makna yang kasar terdapat pada surat An-Naba’ :21-22
¨Artinya :” Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai[1547],
22. lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas,”
  •  Irama kata yang digunakan,susunan huruf-huruf dan kata-kata dalam Al-Qur’an tersusun dalam irama yang amat unik tidak dapat dijumpai dalam pembicaraan manusia,baik syair maupun kalimat bersajak,sebagai contoh dalam surat At-Ta’wir : 15-18

            Artinya :”sungguh, aku bersumpah dengan bintang-bintang 16. yang beredar dan terbenam,17. demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya,18. dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing,”
            Ayat tersebut menyebutkan huruf “sin” berulang-ulang yang ternyata sangat sesuai dengan makna yang diungkapkan yaitu keheningan malam yang menyinsingnya fajar,juga pada ayat kursi yang terdapat pengulangan pada huruf “lam” sebanyak 23 kali,dimaksudkan untuk menyimak makna ayat dengan penuh perhatian.
  • Lafaz dan susunan kata yang digunakan mencakup makna yang beraneka ragam dan menyeluruh,Al-Qur’an telah memberikan makna yang panjang lebar (mendalam) dengan menggunakan lafaz yang ringkas,sebagai contoh dalam surat Al-Baqarah : 179.
Artinya :”dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, Hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.”
B.     Unsur-unsur yang menyertai mu’jizat
            Dari definisi mu’jizat menurut pakar agama islam yaitu “ Suatu hal yang luar biasa yang terjadi melalui seorang yang mengaku Nabi sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu untuk melakukan atau mendatangkan hal yang serupa namun mereka tidak mampu melayani tantangan itu”. Sehingga jika kita memperhatikan definisi tersebut terlihat sekian banyak unsur penting yang harus menyertai sesuatu itu sehingga ia dapat dinamakan mu’jizat,unsur-unsur tersebut adalah
a.    Hal atau peristiwa luar biasa
            Yang dimaksud luar biasa disini adalah sesuatu yang berada diluar jangkauan sebab dan akibat yang diketahui hukum-hukumnya secara umum,jadi dengan demikian hipnotisme atau sihir misalnya,walaupun sekilas terlihat ajaib atau luar biasa namun karena dapat dipelajari maka ia tidak termasuk dalam pengertian “luar biasa” dalam definisi diatas.

b.    Terjadi atau dipaparkan oleh seorang yang mengaku nabi
            Tidak mustahil terjadi hal-hal diluar kebiasaan pada diri siapapun.Namun apabila bukan dari seorang yang mengaku Nabi ,maka ia tidak dinamakan mu’jizat. Boleh jadi sesuatu yang luar biasa tampak pada diri seorang yang kelak bakal manjadi Nabi ,inipun tidak dinamakan mu’jizat tetapi irhash,boleh jadi juga kelurbiasaan itu terjadi pada seorang yang taat dan dicintai Allah ,tetapi inipun tidak dinamakan mu’jizat hal ini dinamakan karamah atau kekeramatan yang bahkan tidak mustahil terjadi pada seseorang yang durhakakepada-Nya.Nabi Muhammad SAW adalah Nabi terakhir maka tidak mungkin lagi terjadi suatu mu’jizat sepeninggal beliau,walaupun ini bukan berarti bahwa keluarbiasaan tidak dapat terjadi dewasa ini.

c.    Mengandung tantangan terhadap yang meragukan kenabian
            Tantangan ini harus berbarengan dengan pengakuannya sebagai Nabi dan tantangan tersebut harus pula merupakan sesuatu yang sejalan dengan ucapan sang Nabi.
d.    Tantangan tersebut tidak mampu atau gagal dilayani.
            Bila yang ditantang berhasil melakukan hal yang serupa maka ini berarti bahwa pengakuan sang penantang tidak terbukti,perlu digarisbawahi bahwa kandungan tantangan harus benar-benar dipahami oleh yang ditantang,bahkan untuk lebih membuktikan tantangan mereka biasanya aspek kemu’jizatan masing-masing Nabi adalah hal-hal yang sesuai dengan bidang keahlian umatnya.
            Ada beberapa orang yang meragukan kemungkinan terjadinya “keluarbiasaan”. Bukankah aneka keluarbiasaan tersebut bertentangan dengan akal sehingga mustahil terjadi ?
            Sesungguhnya keluarbiasaan itu tidak mustahil menurut pandangan akal yang sehat dan tidak pula bertentangan dengannya,yang sebenarnya terjadi adalah bahwa keluarbiasaan itu hanya sukar,tidak atau belum dapat dijangkau hakikat atau cara kejadiannya oleh akal.

            Mu’jizat berfungsi sebagai bukti kebenaran para Nabi. Keluarbiasaan  yang tampak atau terjadi melalui mereka itu diibaratkan sebagai ucapan Tuhan : ” Apa yang dikatakan oleh sang Nabi adalah benar,dia adalah utusan-Ku,dan buktinya adalah Aku melakukan mu’jizat itu.”
            Sumber daya manusia sungguh sangat besar dan tidak dapat dibayangkan kapasitasnya. Potensi kalbu yang merupakan salah satu sumber daya manusia dapat menghasilkan hal-hal yang luar biasa yang boleh jadi tidak diakui oleh orang yang tidak mengenalnya,hal ini sama dengan penolakan generasi terdahulu tentang banyaknya kenyataan masa kini yang lahir dari pengembangan daya pikir.
            Sama sekali bukan suatu hal yang mustahil apabila kesucian jiwa para Nabi dapat menghasilkan _melalui bantuan Allah_peristiwa luar biasa dipandang dari ukuran hukum-hukum alam yang diketahui umum,padahal sesungguhnya ia mempunyai hukum-hukumnya tersendiri dan yang dapat dilakukan oleh siapapun selama terpenuhi syarat-syaratnya.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :
            Al-Qur’an adalah mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW disamping mu’jizat lainnya. Al-Qur’an merupakan mu’jizat beliau yang paling tinggi,paling besar dan paling ampuh untuk menaklukkan orang-orang yang ingkar terhadap kenabian beliau.
            Mu’jizat berfungsi sebagai bukti kebenaran para Nabi. Keluarbiasaan  yang tampak atau terjadi melalui mereka itu diibaratkan sebagai ucapan Tuhan : ” Apa yang dikatakan oleh sang Nabi adalah benar,dia adalah utusan-Ku,dan buktinya adalah Aku melakukan mu’jizat itu.
            Unsur –unsur Mu’jizat adalah : a). hal atau peristiwa luar biasa. b). Terjadi atau dipaparkan oleh seorang yang mengaku nabi. c). Mengandung tantangan terhadap yang meragukan kenabian. d). Tantangan tersebut tidak mampu atau gagal dilayani.


Previous Post
Next Post

About Author

0 comments: