BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kegiatan sehari – hari baik secara disadari atau tidak kita pasti
mengalami sebuah kegiatan yaitu belajar. Belajar secara teori maupun praktek
dari lingkungan sekitar. Belajar mengerti arti kehidupan dan belajar menjadi
semakin baik. Anak – anak kecil pun belajar bagaimana cara mereka berjalan dan
berkomunikasi dengan baik. Sebagai calon pendidik kita juga dituntut untuk
mengetahui tentang arti penting belajar. Karena belajar merupakan masalah yang
pasti dihadapi setiap orang. Oleh karena itu di sini kita akan mengupas lebih
dalam tentang arti dari kata belajar itu sendiri. Yang diharapkan nantinya akan
berguna bagi kita para calon pendidik untuk lebih memahami kegiatan beajar
mengajar ini dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari bagi peserta
didik kita.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
definisi belajar ?
2. Apa
saja faktor – faktor yang mempengaruhi proses belajar ?
3. Bagaimana
proses belajar itu berlangsung ?
4. Apa
saja teori – teori tentang belajar ?
5. Bagaimana
cara belajar yang baik dan hasil belajar yang lebih efisien ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengerti
berbagai definisi tentang belajar .
2. Mengetahui
faktor – faktor yang mempengaruhi proses belajar .
3. Mengerti
cara – cara keberlangsungan proses belajar terjadi .
4. Mengetahui
konsepsi dan macam – macam teori tentang belajar .
5. Mengerti
cara belajar yang baik dan efisien sehingga hasil belajar menjadi maksimal .
BAB II
PEMBAHASAN
Banyak
ahli yang telah mendefinisikan apa itu belajar . Di antaranya adalah definisi
yang diungkapkan oleh :[[1]]
Hilgard
dan Bower , bukunya Theories of Learning ( 1975 ) mengemukakan . “Belajar
berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi
tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang – ulang dalam situasi
itu , di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan
respon pembawaan , kematangan , atau keadaan – keadaan sesaat seseorang (
misalnya kelelahan , pengaruh obat dan sebagainya ) .”
Gagne
, dalam bukunya The Conditions of Learning ( 1977 ) menyatakan bahwa : “Belajar
terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi
siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya ( performance – nya ) berubah dari
waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi
tadi .”
Morgan
, dalam bukunya Introduction to Psykology ( 1978 ) mengemukakan : “Belajar
adalah setiap perubahan yang relatif rmenetap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman .”
Witherington
, dalam buku Educational Psykology mengemukakan “Belajar adalah suatu perubahan
di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada
reaksi yang berupa kecakapan , sikap , kebiasaan , kepandaian atau suatu
pengertian .”
Dari
sini dapat diambil kesimpulan bahwa :[[2]]
1. Belajar
itu membawa perubahan baik aktual maupun potensial .
2. Perubahan
itu didapatkan dari kecakapan baru .
3. Perubahan
itu terjadi karena usaha ( dengan sengaja ) .
A.
Faktor
– faktor yang mempengaruhi proses belajar .
Ada
berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari proses belajar .[[3]]
1. Faktor
dari luar
a.
Lingkungan
1. Alam
: keadaan udara , suhu udara , cuaca
2. Sosial
: Suasana gaduh , nyanyian
b.
Instrumental
1. Kurikulum
/ bahan pelajaran
2. Guru
/ pengajar
3. Sarana
dan Fasilitas
4. Administrasi
/ Manajemen
2. Faktor
dari dalam
a.
Fisiologi
1. Kondisi
Fisik : nutrisi yang cukup dimiliki seseorang , kebugaran jasmani
2. Kondisi
Panca indera : dilakukan penjagaan dengan cara pemeriksaan dokter secara
periodik , penyediaan alat yang memenuhi persyaratan
b.
Psikologi
1. Bakat
2. Minat
3. Kecerdasan
4. Motivasi
5. Kemampuan
kognitif
B.
Cara
– cara proses belajar berlangsung
Untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran tentu mempunyai
urutan langkah – langkah demi memperlancar dan mempermudah proses belajar
sesuai dengan perkembangan anak . Langkah – langkah tersebut di antaranya
adalah sebagai berikut :
1. Belajar
dan kematangan
Kematangan adalah suatu
proses pertumbuhan organ – organ yang mana telah mencapai kesanggupan untuk
menjalankan fungsinya masing – masing dan ini terjadi dari rangsangan dalam
diri manusia secara sendirinya . Sedangkan belajar membutuhkan kegiatan yang
kita sadari yang ini terjadi karena rangsangan dari luar .[[4]]
2. Belajar
dan penyesuaian diri
a.
Dalam hal ini terdapat dua
macam penyesuaian diri yaitu :
Penyesuaian diri autoplastis , seseorang mengubah dirinya
disesuaikan dengan keadaan
lingkungan / dunia luar .
b.
Penyesuaian diri
alloplastis, mengubah lingkungan atau dunia luar disesuaikan dengan kebutuhan
dirinya .[[5]]
Dari
dua jenis penyesuaian ini sangat berhubungan erat dengan belajar karena belajar
memerlukan proses penyesuaian dan dalam penyesuaian juga dibutuhkan sebuah
latihan – latihan yang eratkaitannya dengan proses belajar . Jadi , sama
artinya dengan adanya simbiosis mutualisme antar keduanya .
3. Belajar
dan pengalaman
Mengalami
sesuatu belum tentu merupakan belajar tapi tiap – tiap kegiatan dari
belajar berarti juga mengalami . Contoh kegiatan yang bukan belajar adalah
mengalami sesuatu yang menyedihkan dapat menimbulkan apatis dan kesedihan . Jadi
, ketika kita belajar sesuatu itu merupakan pengalaman yang sedang kita dapat
dapatkan . Namun ketika kita mengalami sesuatu belum tentu itu merupakan sebuah
proses belajar . Di sini dapat diambil kesimpulan bahwa dalam proses belajar
tentu akan ada sebuah pengalaman . Yang pengalaman – pengalaman itu apabila
dimanfaatkan dengan baik akan memberikan efek positif pada proses belajar .
4. Belajar
dan bermain
Bermain
dan belajar memiliki kesamaan yaitu sama – sama merubah tingkah laku dari
seseorang . Antara keduanya terdapat pula perbedaan , menurut sifatnya yaitu
jika bermain hanya untuk kepuasan sesaat sedangkan belajar mempunyai tujuan
untuk masa depan .
5. Belajar
dan pengertian
Dalam
proses belajar saat ini kebanyakan dari kita mengira bahwa jika kita mengerti
tentang sesuatu pasti kita akan berhasil dalam proses belajar padahal belum
tentu seperti itu .
Contohnya
saja yang terjadi pada kucing ketika dia latihan menangkap mangsa , awalnya dia
tidak tau hal apa yang dia lakukan dan untuk tujuan apa . Dia hanya selalu
melakukan hal itu secara terus menerus . Dan dia akan mengerti ketika dia
semakin tumbuh besar .[[6]]
6. Belajar
dan menghafal
Menghafal
dan mengingat ternyata bukan merupakan suatu proses menghafal hal ini
dikarenakan dalam menghafal dan mengingat saja tanpa kita mengerti apa maksud
dan tujuan dari menghafal tersebut maka kita akan mudah lupa dan tidak tau
manfaat apa yang akan kita dapat nantinya setelah kita hafal akan sesuatu
tersebut . Karena dari suatu proses belajar pula akan menimbulkan perubahan
tingkah laku sehingga apabila kegiatan menghafal dan mengingat itu tidak
memberikan efek perubahan maka tidak disebut sebagai kegiatan belajar .
7. Belajar
dan latihan
Persamaan
dari dua hal ini adalah sama – sama dapat merubah tingkah laku seseorang namun
dalam hal belajar belum tentu semuanya perlu latihan , misalnya anak yang
menyentuh api akan merasa panas dan sejak itu dia tau bahwa api itu panas hal
ini tidak perlu latihan untuk keberhasilan proses belajar hanya perlu
pengertian saja .[[7]]
Sedangkan
menurut para pakar ada beberapa tahapan dalam proses belajar .
1. Menurut
Jerome S . Bruner
Ada 3 tahapan
1.
Tahap informasi ( tahap
penerimaan materi )
2.
Tahap transformasi ( tahap
pengubahan materi )
3.
Tahap evaluasi ( tahap
penilaian materi )
2. Menurut
Arno F . Wittig
Dalam bukunya psychology of
learning , menyebutkan ada 3 tahapan dalam proses belajar yaitu :
1.
Acquisition ( tahap
perolehan / penerimaan informasi )
2.
Storage ( tahap penyimpanan
informasi )
3.
Retrieval ( tahap
mendapatkan kembali informasi )
3. Menurut
Albert Bandura
Menurutnya ada 4 tahapan
dalam belajar
1.
Tahap perhatian (
attentional phase )
2.
Tahap penyimpanan dalam
ingatan ( retention phase )
3.
Tahap reproduksi (
reproduction phase )
4.
Tahap motivasi ( motivation
phase )
C.
Teori
– teori tentang belajar
1. Connectionism
( Koneksinisme )
Teori
ini ditemukan dan dikembangkan oleh Edward L. Thorndike berdasarkan eksperimen
yang dilakukan tahun 1980 – an . Melalui Eksperimen ini dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah hubungan antara stimulus dan respon . Di sini ditemukan pula
adanya 3 hukum yang berlaku dalam proses belajar yaitu law of effect , law of
readiness dan law of exercise .[[8]]
2. Classical
Conditioning ( Pembiasaan klasik )
Teori
ini berkembang berdasarkan hasil ekspesimen yang dilakukan oleh Ivan Pavlov (
1849 – 1936 ) seorang ilmuwan besar Rusia yang mendapatkan Nobel tahun 1909 .
Pada dasarnya teori ini merupakan sebuah prosedur penciptaan reflek baru dengan
cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya reflek . Hasil dari percobaan ini
dapat diambil 2 kesimpulan hukum yaitu law of respondent conditioning dan law
of respondent extinction .
3. Operant
Conditioning ( Pembiasaan Perilaku Respon )
Teori
ini diciptakan oleh Burrhus Frederic Skinner ( lahir tahun 1904 ) seorang
penganut behaviorisme yang dianggap kontroversi . Respon dalam Operant
Conditioning ini terjadi tanpa didahului stimulus melainkan ditimbulkan oleh
efek reinforcer , merupakan stimulus namun kehadirannya tidak disengaja .Di
sini menghasilkan 2 hukum yaitu law of operant conditioning dan law of operant
extinction .
4. Contigous
Conditioning ( Pembiasaan Asosiasi Dekat )
Teori
ini mengasumsikan terjadinya peristiwa belajar berdasarkan kedekatan hubungan
antara stimulus dan respons yang relevan . Hanya terdapat satu prinsip di
dalamnya yaitu kontiguitas yang berarti kedekatan antara stimulus dan respons .
Dalam teori ini menjelaskan bahwa peristiwa belajar hanya terjadi sekali bahkan
bisa tidak sama sekali dalam seumur hidup . Jadi dalam teori ini semua bersifat
mekanis dan otomatis .
5. Cognitive
Theory ( Teori Kognitif )
Teori
ini adalah bagian terpenting dari sains kognitif yang memberi kontribusi sangat
berarti dalam perkembangan psikologi belajar . Di sini belajar pada asasnya
adalah peristiwa mental bukan bersifat jasmaniah meskipun behavioral tampak
lebih nyata dalam hamir setiap peristiwa belajar siswa . Menurut teori ini perilaku
belajar bukan sekedar peristiwa ikatan antara stimulus dan respons melainkan
lebih banyak melibatkan proses kognitif .[[9]]
6. Social
Learning Theory ( Teori Belajar Sosial )
Tokoh
utama teori ini adalah Albert Bandura , menurutnya tingkah laku manusia bukan
sekedar reflek otomatis antara stimulus melainkan akibat reaksi yang timbul
dari hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri
. Dalam teori ini menekankan pada belajar sosial dan moral . Pendekatannya pada
pembiasaan merespon atau conditioning dan peniruan atau imitation .
Conditioning mengenal adanya dua hal yaitu reward dan punishment , serta dalam
imitation diharapkan guu dan orang tua memainkan peran menjadi contoh perilaku
sosial dan moral .
D.
Cara
belajar yang baik dan efisien .
Menurut
Rudolf Partner ada sepuluh metode dalam belajar yaitu :[[10]]
1. Metode
keseluruhan kepada bagian
Mempelajari
keseluruhan baru mendetail pada bagian – bagiannya . Contohnya dalam
memepelajari sebuah buku harus tau dulu urutan bab dan subbabnya baru mengarah
pada bab tertentu yang sesuai dengan apa yang akan kita pelajari .
2. Metode
keseluruhan lawan bagian
Metode
ini digunakan untuk bahan yang bersifat nonverbal seperti mengetik dan menulis
serta digunakan untuk pelajaran yang skopnya tidak terlalu luas seperti
menghafal syair .
3. Metode
campuran
Digunakan
untuk bahan yang skopnya terlalu luas seperti tata buku , akunting .
4. Metode
resitasi
Merupakan
metode pengulangan , metode ini dapat dilakukan bagi bahan verbal maupun nonverbal
dengan cara pengerjakan soal – soal .
5. Angka
waktu belajar
Dari
eksperimen ternyata periode belajar yang produktif seperti mengetik dan
mengerjakan soal hitungan adalah jangka waktu 20 – 30 menit . Sementara waktu
lebih dari 30 menit digunakan untuk belajar sesuatu yang memerlukan perhatian .
Namun jangka ini bisa menjadi lebih panjang ketika seseorang minat untuk
mempejari sesuatu .
6. Pembagian
waktu belajar
Dari
berbagai percobaan , belajar secara terus menerus dalam jangka waktu lama tanpa
istirahat akan tidak efisien dan efektif . Dalam hal ini hukum Josh diakui
kebenarannya yaitu belajar selama 30 menit 2x sehari selama 6 hari lebih baik
daripada belajar 6 jam tanpa berhenti .
7. Membatasi
kelupaan
Kelupaan
bisa diatasi dengan selalu mengulang pelajaran yang telah kita pelajari .
8. Menghafal
Metode
ini praktis untuk dapat mengusai bahan – bahan yang luas dalam waktu yang
singkat seperti untuk menghadapi ujian namun metode ini sebenarnya kurang baik
karena akan mudah terlupakan setelah ujian selesai .
9. Kecepatan
belajar dalam hubungannya dengan ingatan
Hasil eksperimen yang
pernah dilakukan tidak mempunyai cukup bukti untuk menolak atau membenarkan hal
ini namun untuk bahan pelajaran yang kurang mempunyai arti metode inii dapat
digunakan .
10. Retroaktif
inhibition
Retroaktif
inhibition merupakan pengetahuan yang ada dalam diri kita seolah – olah
merupakan unit yang selalu berkaitan satu sama lain sehingga sering pula satu
mendesak yang lain . Sehingga dalam hal ini untuk menghindarinya disarankan
untuk tidak mempelajari berbagai mata pelajaran dalamsatu waktu sehingga
diperlukan jadwal yang pasti .
Menurut
Crow and Crow untuk mendapat hasil belajar yang efisien dibutuhkan hal – hal
sebagai berikut :[[11]]
1.
Miliki dahulu tujuan
belajar yang pasti.
2.
Usahakan adanya tempat
belajar yang memadai.
3.
Jaga kondisi fisik jangan
sampai mengganggu konsentrasi dan keaktifan mental.
4.
Rencanakan dan ikutilah
jadwal waktu untuk belajar
5.
Selingilah belajar dengan
waktu – waktu istirahat yang teratur
6.
Carilah kalimat topik atau
inti pengertian dari tiap paragraph
7.
Gunakan metode pengulangan
dalam hati
8.
Lakukan metode keseluruhan
bila mungkin yaitu membaca buku yang berhubungan dengan materi yang sedang
dipelajari.
9.
Usahakan membaca cepat dan
cermat.
10. Buat
catatan dan rangkuman yang tersusun rapi.
11. Adakan
penilaian kesulitan bahan untuk dipelajari lebih lanjut
12. Susun
dan buat pertanyaan yang tepat llu coba cari jawabannya
13. Pusatkan
perhatian dengan sungguh – sungguh waktu belajar
14. Pelajari
dengan teliti tabel – tabel , grafik – grafik dan bahan ilustrasi lainnya
15. Biasakan
buat rangkuman dan kesimpulan.
16. Buat
kepastian untuk melengkapi tugas – tugas belajar itu
17. Pelajari
baik – baik pernyataan yang dibuat oleh pengarang suatu buku sumber.
18. Teliti
pendapat beberapa pengarang jika diperlukan.
19. Belajarlah
menggunakan kamus dengan sebaik – baiknya.
20. Analisislah
kebiasaan belajar yang dilakukan dan cobalah untuk memperbaiki kelemahan -
kelemahannya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Belajar
merupakan sebuah proses yang mampu merubah tingkah laku seseorang yang
memerlukan sebuah proses secara terus menerus . Dalam hal ini banyak sekali
faktor – faktor yang mempengaruhi proses belajar sehingga diperlukan banyak
latihan dan konsentrasi . Kita juga perlu mengetahui berbagai teori – teori
tentang belajar sehingga menambah wawasan kita bagaimana cara belajar yang
mampu membantu kita mendapatkan hasil yang maksimal. Yang sangat diharapkan
setelah kita belajar tidaklah hanya menguasai teorinya saja, tetapi bisa kita
aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat membuat kehidupan kita lebih
baik.
3.2 Saran
Diharapkan
mahasiswa dapat mempraktikkan proses belajar yang sesuai dengan cara-cara
belajar yang efektif, agar lebih mudah memahami teori-teori yang akan
dipelajari.
DAFTAR PUSTAKA
Suryabrata Sumadi, 2004, Psikology
Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada Purwanto Ngalim, 2007, Psikology
Pendidikan . Bandung : Remaja Rosdakarya
Syah Muhibbin, 2003 , Psikologi
Pelajar . Jakarta : Raja Grafindo Persada
0 comments: